Welcome To My Blog

(: come join me :)

Rabu, 08 Januari 2014

Perasaan Terpendam

Diposting oleh sherra adianty's di 20.41
Masa SMA katanya masa yang paling indah, dimana pada masa SMA kita sudah dianggap bukan anak kecil lagi. Sekarang  aku sudah kelas 2 SMA, aku mempunyai 2 orang sahabat Kiki dan Rere. Walaupun kami bersahabat tetapi dalam belajar bersaing berlomba-lomba untuk menjadi peringkat pertama dikelas.  Dan dikelas aku, Kiki dan Rere masing-masing mempunyai cowo yang disukai. Bahkan Kiki sudah resmi menjadi pacar cowo yang dia sukai itu. Kalau aku hanya sebatas dekat tapi teman sekelas selalu mengira aku pacaran dengannya. Pada jam istirahat sahabatku Kiki mengundang teman-teman sekelas untuk datang diacara ulang tahunnya lusa dirumahnya. Sedih, tidak enak hati rasanya aku tidak dizinkan ibuku untuk datang karena rumah Kiki yang cukup jauh.
“siapa aja besok yang bisa datang, kalian anak cowo pada bawa motorkan? Nanti yang cewe dibonceng ya” tanya Kiki sambil mendata.
“Imel, kamu ikutkan besok?” tiba-tiba suara Danies mengejutkanku dari luar jendela.
“aku ga ikut Dan, aku ngga boleh sama ibuku pergi jauh bawa motor” jawab ku.
“Imel bujuk ibu kamu, bilang kamu dibonceng ngga bawa motor sendiri!” kata Rere lalu berbisik ketelingaku (tuh kapan lagi bisa deket sama Danies boncengan, jangan sia-siakan liat aku udah ngga ada kesempatan buat deket sama Gery karena dia lagi deket sama Ina).
“(Re aku juga ngga munafik tapi ibuku yang melarang, kaya ngga pernah muda)”kataku balas berbisik pada Rere.
“Mel, Re kenapa jadi bisik-bisik gitu ngobrolnya?” tanya Danies.
“kamu ikut ngga besok Dan? Kalau ikut aku nebeng bonceng dong” tanya Rere.
“Insya Allah” jawab Danies singkat sambil meninggalkan aku dan Rere.
Walaupun Danies bukan pacarku tapi tidak tahu kenapa ada perasaan cemburu membayangkan Rere boncengan dengan Danies. Tapi mau gimana lagi Rere belum dapat tebengan dan lagi pula motor Danies belom ada yang menebeng. Membujuk rayu ibuku dengan memelas  akhirnya ibuku mengizinkan dengan banyak berbagai persyaratan. Tepat di hari H “aku diizinin bisa ikut” kataku dengan gembira sambil memeluk Rere dan Kiki.
“akhirnya lengkap acara hari ini, teman-teman sekelas hampir sebagian bisa datang dan 2 sahabat juga datang” sahut Kiki dengan wajar yang tak kalah senang.
“Ya udah kamu bareng Danies, aku cari teman buat nebeng dulu” sahut Rere melepaskan pelukan kami.
“ngga usah Re aku udah sms-an sama Iqbal, dia belum ada yang nebeng jadi aku sama dia”kata ku menarik tangan Rere.
“Imel yakin ngga sama Danies? Mel ini kesempatan dan ngga akan datang 2x kalau gitu Rere aja yang sama Iqbal” sahut Rere.
“ngga apa-apa Rere, lagian apa sih Danies akukan biasa aja cuma suka biasa ko” jawab ku.
Sepulang sekolahpun aku dan teman-teman yang ikut ke acara Kiki berkumpul. Danies terus menanyakan aku boncengan dengan siapa. Diperjalanan aku diminta agar terus mengajak Iqbal untuk mengobrol karena kata dia terkadang suka ngantuk kalau bawa motor jarak jauh. Tidak tahu apa maksud Danies yang jelas dia selalu menggoda aku dan Iqbal seperti orang yang pacaran. Caranya membawa motorpun jika ditidak dibelakang motor Iqbal, Danies berada didepan motor Iqbal.
“ganggu aja Dan, cemburu ya ngga bisa boncengan sama Imel?” tanya Iqbal.
“dih ngga” jawab Danies singkat lalu menarik gas mendahuli aku dan Iqbal.
Iqbalpun sekarang yang gantian mengganggu Danies, dia tarik gas mendekati Danies. Rere dan aku hanya tertawa-tawa saja melihat ulah mereka. Sesampainya dirumah Kiki, Rere langsung menarik tanganku dan dia menceritakan semua yang obrolannya dengan Danies selama perjalanan. Betapa mengejutkannya ternyata Danies suka denganku dan dia seperti itu karena cemburu melihat aku dengan Iqbal. Selama acara aku jadi salah tingkah karena Danies terus memperhatikanku.
“nanti kalau selesai langsung pulangkan?” tanya Danies yang menghampiriku.
“Dan, kamu pulang bareng Imel aja. Rere sama Gilang kan kebetulan satu arah pulangnya” sahut Rere sambil mengedipkan matanya ke arahku dan berbisik (kali ini kamu jangan nolak Mel, aku cubit kalau sampai nolak)
“gimana Imel aja, tapi Iqbal nanti gmn?” kata Danies dengan terbata-bata.
“Iqbalkan biasa bawa motor sendiri, biarin aja nanti Rere yang bilang ke dia”jawab Rere sambil menepuk pundak Danies.
Acara ditutup dengan berfoto-foto, selanjutnya bersiap-siap untuk pulang. Akupun menghampiri Iqbal untuk berterima kasih sambil mengembalikan jaketnya yang tadiku pakai. Sebelum jalan Danies membuka jaketnya dan memberikannya kepadaku menyuruhku untuk memakainya. Sepanjang perjalanan canggung sekali rasanya untuk mengobrol, tapi aku berusaha untuk biasa tetap tenang sampai akhirnya suasana mulai dapat dinikmati dengan saling bertukar cerita.
Sesampainya dirumahku..
“Makasih ya Dan, mau mampir dulu? Mmm jaketnya nanti ya aku cuci dulu”
“sama-sama Mel, aku ngga mampir dulu deh. Tapi mel aku mau nanya kamu sama Iqbal biasa sajakan?” tanya Danies dengan terbata-bata,
“Ya ampun Danies, aku biasa aja sama Iqbal. Emang kamu sering liat aku deket sama Iqbal, nggakan. Cuma baru tadi aja aku baareng Iqbal. Kenapa emangnya?” jawabku dengan tertawa karena geli mendengar Danies bertanya seperti itu.
“Aku suka sama kamu Mel dan tadi aku sempet cemburu apalagi pas liat kamu ngobrol akrab banget  dimotor” sahut Danies yang tersipu malu.
“aku tau kok kamu cemburu, aku juga tau kamu suka sama aku. Tadi waktu dirumah Kiki, Rere cerita semuanya” kataku sambil tersenyum.
“Ah comel nih Rere jadi makin malu deh” gerutu Danies.
“udah jangan ngedumel gitu, aku malah nggak percaya banget waktu denger cerita kamu dari Rere. Dan sekarang aku  percaya karena dengar langsung dari kamu. Sebenarnya sebelum kamu deketin aku, aku bilang sama Kiki dan Rere kalau aku suka lihat kamu” kata ku tersipu malu.
“Tapi kamu mau kita pacaran?” tanya Danies.
“Duh gimana ya? susah jawabnya” jawab ku
“ kenapa susah, kan cuma ya atau nggak” kata Danies
“susah kalau harus jawab ngga mau Dan” kata ku sambil senyum dan menahan malu.

Akhirnya aku dan Danies menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Kiki dan Rere sangat mendukung karena mereka tahu betul aku sangat mengharapkan saat seperti ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sherra Adianty's Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting