Setelah melihat berita
akhir-akhir ini saya agak terkejut ketika acara-acara berita ditv memberitakan
masalah Ujian Nasional(UN) yang tidak jelas. Ada yang ditunda karena kurang
soal, ada yang soalnya belum sampai sama sekali terutama daerah-daerah
terpelosok, ada yang siswa-siswinya bermasalah sehingga harus melakukan ujian
nasional didalam lembaga pemasyarakatan dan lain sebagainya. Sebenarnya apa
yang terjadi ? mana orang-orang yang bertanggung jawab atas semuanya ? ini
Ujian Nasional yang seharusnya tidak terjadi hal seperti ini. Jika memang semua
ini dimaksudkan untuk meniadakan ujian nasional bukan begini caranya. Kalau
begini siswa-siswi yang menjadi korban, tidak jelas arah tujuan yang pasti.
Negara ini menuntut bangsanya
terutama para pelajarnya untuk mempunyai jiwa nasionalisme agar membentuk rasa
tanggung jawab terhadap negara, sehingga dapat membangun negara lebih baik
lagi. Tapi pada kenyataannya pemerintah kurang memupuk dari segi pendidikan. Untuk
masalah kurang dana atau kurangnya fasilitas disekolah terutama sekolah pelosok
itu sudah biasa didengar, dengan entah tak tau kemana masuknya uang yang telah
diturunkan dari pemerintah pusat untuk hal itu. Tapi ini masalah Ujian Nasional
pemerintah sangat kurang memperhatikan dan terjadi seperti ini.
Seharusnya pemerintah sudah
dapat menilai, dengan banyaknya anak bangsa yang mencari ilmu ke luar negeri tanpa
ingin balik lagi ke tanah airnya, salah satu alasannya kurang puasnya dengan
fasilitas yang disediakan di Indonesia. Memang ada pepatah mengatakan “carilah ilmu sampai negeri Cina”. Maksudnya
pepatah tersebut, kita boleh mencari ilmu dimanapun tapi kita harus menerapkannya
lagi di negeri kita. contoh kasus lainnya yaitu saya menonton acara hitam putih
dengan bintang tamu pemenang olimpiade matematika tingkat dunia/se Asia(saya
lupa). Dia lahir dan sekolah di Indonesia, setelah ikut olimpiade matematika
dan memenangkannya dia sudah bukan WNI lagi melainkan sudah menjadi warga
negara Singapura. Ketika ditanyakan alasannya yaitu dia tidak dibiayai oleh
Indonesia jadi dia mencari dana, negara Singapuralah yang akhirnya membiayai
dengan syarat pnidah warga negara. Nah dari itu saja negara kita sudah
kecolongan anak bangsa berprestasi.
Saran saya pemerintah lebih
memperhatikan pendidikan di Indonesia. Jika anak bangsa mempunyai pendidikan
yang maksimal otomatis pola pikir akan lebih berkualitas. Siapa tahu dengan
dibekali pendidikan yang cukup tidak akan adanya koruptor ataupun yang menjadi
eyang-eyang dengan aliran sesat yang sedang ramai diberitakan sekarang ini. Terciptanya
anak bangsa yang terdidik maka akan menonjolkan bahwa Indonesia mampu bersaing
dari segi apapun. Buktikan Indonesia benar-benar sudah merdeka.
0 komentar:
Posting Komentar